Rabu, 30 Maret 2011 - 18:42 wib
Fitri Yulianti - Okezone
Pesona batik kudus (Foto: Fitri Yulianti)
KOTA Kudus selama ini dikenal sebagai kota industri rokok kretek. Tidak banyak yang tahu bahwa kota ini memiliki tradisi batik yang cukup tua.
Batik kudus sangatlah unik, baik dalam warna maupun corak. Sebagai produk yang dihasilkan di daerah pesisir yang sarat dengan pengaruh China sekaligus menjadi pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Bisa dikatakan, batik kudus merupakan karya multikultur.
Di kalangan pencinta kain, batik kudus dikenal sebagai batik peranakan yang halus dengan isen-isen (atau ragam pola utama) rumit sebagaimana umumnya batik Jawa Tengah. Di antara isen-isen yang dikenal adalah gabar sinuwur, moto iwak, mrutu sewu, dan sebagainya.
Dalam upaya melestarikan dan mengaktualisasikan batik kudus, perkumpulan Rumah Pesona Kain (RPK) bekerja sama dengan Djarum Apresiasi Budaya menyelenggarakan kegiatan bertema "Pesona Batik Kudus".
Acara menampilkan batik kudus dalam beragam karya busana hasil rancangan Barli Asmara dan Inne S Nurbani dengan masing-masing perajin. Keduanya mengusung batik kudus klasik dan kontemporer dengan motif daun tembakau.
"Perkembangan batik kudus sangat pesat termasuk dalam hal warna dan corak. Kami ingin memperkenalkan batik pada kalangan yang lebih luas. Caranya, batik diolah dengan campuran teknik tulis dan cap, jadi pengerjaannya lebih cepat, harganya juga lebih terjangkau," papar Miranti H Serad Ginanjar, Pembina Perajin Batik Kudus RPK kepada okezone usai konferensi pers di Graha Bimasena, Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (30/3/2011).
Acara ini, seperti dikatakan Miranti, menjadi momen bagi pencinta batik untuk mengembangkan tradisi batik di Kudus. RPK sendiri dalam dua terakhir aktif melakukan pembinaan terhadap para perajin batik kudus, juga mempromosikan karya-karya batik kudus agar lebih dikenal dan diminati masyarakat.
(tty)
SUMBER: OKEZONE
No comments:
Post a Comment